Sunday, September 27, 2009

Obor

Subhanalloh...
Aku menengadah keatas, itulah langit, katanya..
Yang mampu ku lihat dari pijaran bintang dan rembulan,

Awan melayang dan benda angkasa yang tersorot sinar mentari.

 

Subhanalloh...

Aku menundukkan wajah dalam-dalam.

Berkelana mengarungi cakrawala batinku.

Menyalami getaran nafsu kebahagiaan ruh.

 

Ya Alloh...

Andai tanpa cahaya, niscaya ku terpenjara dalam gelap.

Melihat tapi buta; memandang jagat hitam nan kelam.

Bahkan, tak tahu dimana ku berada dan kearah mana ku melangkah.

 

Ya Alloh...

Dengan obor, arah dan tujuan telah dipastikan.

Obor yang menyala selalu mengarah keatas.

Diatas cahayanya ada cahaya.

Andaikan telah tiba saatnya padam, sudah jelaslah kemana ia kembali.

Sunday, September 20, 2009

Selamat Merayakan Hari Kemenangan 1430 H

Ya Alloh…
Atas namamu yang Maha Agung
Yang terpancar dari wajah-Mu yang Luhur
Malam ini hamba bersimpuh sujud
Diiringi air mata banjir berderai
Memohon dan meminta anugerah pemahaman
Atas kemenangan yang hamba peroleh hari ini

Ya Alloh…
Atas namamu yang Maha Agung
Yang termaktub di dada Nabi Muhammad
Hamba berlindung memohon ampun
Atas kemenangan yang tidak dipahami
Kemenangan yang membuat pengecut
Dan tidak bisa berbuat apa-apa dalam hidup ini

Wahai dzat yang Maha Satu…
Yang suci dari satunya angka dan bilangan
Yang Agung dari segala yang satu
Hamba mohon anugerah kekuatan
Untuk mampu menunaikan kewajiban dengan sebaik-baiknya
Sebagai Khalifah di bumi ini
Berbuat kebaikan dan kasih sayang
Karena itulah kebahagiaan terbesar hamba

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا اله إلا الله الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Monday, July 27, 2009

Bidadari....

"Kapan Kawin?"
II

Bidadari….
Luar biasa….

Bidadari laksana buah khuldi surgawi

Getarannya begitu hebat…

Gunung yang diam terpakupun terguncang
Perut bumipun bergejolak hendak meledak

Pancarannya yang elok begitu memikat

         Ya…
         Di ujung dunia berada pasti dicari
         Meski harus menyeberang samudera luas 
         Menghantam ombak badai menghempas menghadang

                Menerobos hutan belantara belukar merintang 
                Menapak sahara pasir terik menyengat kaki
                Mendaki gunung terjal tebing curam

Memang…
Bentuk dan warnanya begitu indah mempesona

Dan sungguh memang… 
Bukan hanya untuk dikagumi, juga dinikmati

Itulah amar Ilahi
Memanjat menggapai memetik buah khuldi
Harus tetap nurut tuntunan kanjeng Nabi


Tuesday, July 7, 2009

"Kapan Kawin?" (I)

"Kapan Kawin?"

I


Pertanyaan ini memang ungkapan yang paling "pas" untuk memulai pembicaraan dengan orang berusia matang.

Pertanyaan ini juga sangat cocok disampaikan oleh siapa saja tanpa pandang usia, baik orang dewasa maupun orang tua bahkan anak-anakpun juga pas banget.

Pertanyaan ini sangat sering disampaikan oleh kedua orang tua kepada anak lajangnya untuk segera melengkapi kebahagiaan hidupnya, dan keinginan keduanya agar dapat segera menimang cucu bunga hati buah cinta penerus etafet perjuangan selanjutnya.

Pertanyaan ini sindiran sangat halus disampaikan guru, ustadz maupun kyai kepada santrinya, untuk segera menata kemandirian hidupnya, merangkai keutuhan dari puing belah jiwanya, menyempurnakan keber-Islamannya yang masih separo.

Pertanyaan ini sangat mengasyikkan disampaikan oleh sahabat karib dan handai taulan, sebagai bahan tawa senda gurau, meng-gojlok, memotivasi untuk segera mengirimkan kartu undangan ikut serta mengamini untaian rangkaian doa.

Pertanyaan ini dengan sedikit malu-malu disampaikan murid untuk sekedar ikut merasakan bila hati sedang berbunga melihat gurunya beriring bergandeng dengan bidadarinya.

Pertanyaan ini dengan sangat manja diutarakan keponakan kecil untuk dapat ikut memeriahkan kebahagiaan pesta dan berharap kelak mendapat tambahan uang saku dari tantenya yang baru.

Pertanyaan ini adalah penyambung lidah bagi calon mertua yang penuh harap agar dua insan yang berbeda dapat berjodoh.

Dan sungguh memang

Pertanyaan ini dengan gemulai sedang menari-nari dalam relung hati dan jiwa batinku yang terdalam.

"Kapan Kawin?"

Saturday, May 23, 2009

Mimpi dan harapan

Ketika menghadiri pesta yang sangat meriah, pesta penganugerahan dan penghargaan atas kesuksesan dalam menjalankan bisnis multilevel. Satu diantaranya adalah temanku yang telah berhasil mendapatkan bonus mobil mewah dan rumah seharga satu milyar, hingga sekarang sukses menjadi pembicara dalam bisnisnya hingga ke luar negeri.

Aku berbincang, bercakap dan bernostalgia dari masa kuliah dulu hingga suksesnya sekarang.
Sambil mengamati tingkah-polah orang-orang meminta berfoto dan merekam tuah kata yang terfatwa dari mulutnya, sesekali juga melihat orang-orang berpose bergaya disamping deretan mobil mewah terparkir terpajang milik orang-orang yang telah sukses menjalankan bisnis ini.

Tanpa sengaja hatiku berkata "gila..". Mendadak aku melamun membayang, membanding dan bertanya. "Seperti inikah perilaku para fans terhadap para artis, para santri yang berebut salaman cium tangan kepada para kyai kharismatik, juga presiden dan menterinya yang selalu dielu-elukan rakyatnya?, Apakah ini juga sebanding dengan perilaku pasien Ponari yang heboh di media dewasa ini?"

Lamunanku buyar, seolah tidak nyaman dengan jelalat mataku dia berkata "Kau mungkin menganggap mereka itu GILA... Aku dulu juga seperti itu, tapi itulah yang memberikan HARAPAN bagi masa depannya, kenyataan bagi mimpi-mimpinya..."

Memang demikian adanya bila bulan dan matahari telah menampakkan sinarnya.....




Friday, May 8, 2009

Lihatlah.....

Lihatlah dua orang itu...
Dengan susah payah berusaha
Memadamkan api yang membakar lahan gambut, miliknya
Setelah sekian capek, padamlah api itu
Dengan perasaan lega mereka berjalan, pulang

Tanpa sengaja mereka mendapati sungai yang jernih sekali
Yang satu wajahnya hitam terkena asap
Sedang yang lain masih bersih
Kira-kira siapa yang paling duluan pergi ke sungai?
Untuk sekedar membersihkan muka

Anehnya...
Yang wajahnya bersih duluan mencuci muka
Karena yang wajahnya kotor mengira wajahnya sebersih temannya
Yang satunya mengira wajahnya sekotor temannya

Bagaimana dengan kehidupan kita sendiri?